foto hasil jepretan sendiri |
Suatu siang di hari Sabtu, saya Bersama dua buah hati menyusuri jalanan aspal penuh dengan lobang sana-sini. Sebagaimana biasanya kami lebih sering menggunakan waktu antar jemput anak-anak sekolah dengan berbincang riang.
Saat roda kendaraan tidak sengaja melaju di atas jalan berlobang, tebeng knalpot motor Beat warna hitam dengan sedikit corak hijau terjatuh. Karena laju kendaraan cukup kencang, saya tidak begitu memerhatikan. Anak sulung saya berkata, “Ibu knalpotnya jatuh” dengan suara keras.
“Biarkan saja, itu
tebengnya bukan knalpotnya,” jawab saya.
“Lah, Ibu harusnya
diambil…” kata anak saya yang ke dua.
“Itu sudah pecah, Mba…”
begitu sapa saya kepadanya. Sapaan Mba saya gunakan karena kebiasaan saat
memanggilnya di depan dua adiknya.
“Apa tidak apa-apa,
Bu?” tanya anak sulung saya.
“Tidak apa-apa, Mas.
Lagian kan sudah pecah…”
“Ya, tidak apa-apa
Ibu, kan bisa dipasang lagi pakai streples,” timpal anak saya yang ke dua. Anak
lucu yang mintanya dipanggil putri Lani.
Saya dan si sulung
spontan tertawa gemas.
Komentar
Posting Komentar