Seperti biasa saat ada kesempatan menjemput anak pulang sekolah, dua anak saya si Sulung dan anak nomor dua berceloteh kejadian asyik ataupun yang menyenangkan.
Tsuroya, panggilan
anak kedua saya tiba-tiba berceloteh
“Ibu, hari ini aku seneng banget” dengan nada biacara penuh Bahagia.
“O ya? Ada kejadian apa?” saya menimpali dengan antusias.
sumber gambar hasil jepretan sendiri
“Pas jam istirahat,
saya nemu uang di tangga, ye ye ye”.
Saya terdiam beberapa
saat. “Maksudnya kamu nemu uang, Mbak?” sapaan saya kepadanya untuk pembiasaan
pada adik laki-laki dan adik perempuanya.
“Iya, Bu” penuh
antusias. Sementara saya masih menyimak dengan sambil mencari kata-kata yang
tepat untuk memberikan informasi bahwa apa yang ia lakukan tidak tepat.
“Mbak Tsuroya sudah
tahu luqothoh apa belum?” tanya saya.
“Belum, Ibu. Luqotoh itu
apa?”
“Mb Tsuroya belum
tahu?” tanya saya.
“Belum, Bu?” jawabnya tegas.
“Ibu beri tahu mau apa
tidak?”
“Ya mau lah, Bu”
Luqotoh adalah barang
temuan, setiap barang temuan harus dikembalikan, tidak boleh diambil dan
digunakan. Saya menjelaskan dengan Bahasa yang dibuat seringkas dan sepadat
mungkin.
Tidak ada respon
apa-apa dari ke dua anak saya. Cukup lama hening…
“Ibu, kalau uangnya
aku pakai, bagimana?” tanya Tsuroya kemudian setelah terdiam beberama lama.
“Ya tidak boleh…”
“Tapi saya sudah
terlanjur, Ibu…”
“Hmmm…apabila kamu
belum tahu, ya tidak apa-apa. Tapi kalau kamu sudah tahu, teteap melakukan…tidak
boleh”.
Bersambung…
Komentar
Posting Komentar