Langsung ke konten utama

Dua Sisi yang Saling Melengkapi

 Oleh: Narsiti



Judul Buku: Antologi Puisi Mata Air

Penulis: Golagong, Guru dan Murid SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto

Penerbit: SIP Publishing

Jumlah Halaman: iV + 95

Cetakan Pertama: 2022

Orang tua adalah permata bagi anak-anaknya, anak-anak adalah karunia bagi orang tua. Dua ikatan yang saling mengisi dan saling melengkapi. 

Bagai hidup tanpa air jika tidak ada salah satu dari keduanya. Tidaklah salah apabila dalam ke duanya saling mengungkapkan rasa kasih dan sayangnya.

Melalui untaian kata-kata indah, kasih sayang tulus atau bahkan amarah yang membara itulah rasa kepemilikan itu dimunculkan dengan jujur.

Buku antologi puisi berjudul Mata Air karya Gola Gong, siswi SMP dan guru ini mewakili kata hati seorang anak kepada orang tuanya melalui untaian kata-kata tulus. Juga mewakili ungkapan rasa cinta tulus seorang guru sekaligus sebagai Ibu bagi anak-anaknya.

Ada puisi karya penulis resensi ini sendiri yang mengungkapkan kegelisahan hatinya pada anak laki-lakinya yang kerap menayakan "Ibu kenapa sering pulang menjelang petang?" Dari pertanyaan ini, sang Ibu merasa tersentuh, sedih, dan haru. Ia ungkapkan rasa itu dalam sebuah puisi berjudul "Sepotong Mimpi untuk Anaku"

Mengawali tulisan di buku ini dibuka oleh Gol A Gong sendiri yang merupakan salah satu duta baca. Ia menuliskan sebuah puisi berjudul "Mata Air". Dari puisi ini dapat dirasakan bagaimana seorang Gol A Gong mengungkapran rasa cinta pada Ibu.

Buku ini enak untuk dibaca bagi para literan pemula. Menjadi kebanggaan karena ada puisinya gol a gong (duta baca Indonesia). Tapi sayang, cover buku ini kurang cerah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layung

sumber gambar: SW Puspakurnai Pentigraf: Rosyidah Purwo Eyang Wardem berpesan kepada cucu tercintanya. Bunyi pesan itu adalah jangan keluar rumah saat layung jembrang atau layung sembrana sedang keluar. Kalau orang masa kini menyebutnya dengan istilah lembayung senja. Alasnnya sungguh aneh, adalah agar tidak terkena penyakit belek. Sebagai cucu yang baik, ia mengikuti saja kemauan Eyang tercintanya. Ia mengetahui tentang penyakit belek ini ketika duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Pak guru menyampaikan bahwa penyakit belek penyebabnya ada beberapa macam. Salah satunya adalah karena virus dan bakteri. Beberapa penyebab lain tidak ada kaitanya sama sekali dengan fenomena alam yang maha indah itu. Jadi penyakit belek yang pernah ia derita saat masih kecil dulu, tidak ada kaitannya dengan Layung.  Karena saking indahnya lembayung senja petang hari itu, si cucu lupa dengan nasehat Eyang. Di halaman mushola tempat ia ngaji Iqro dan suratan pendek, ia berdiri terpukau melihat indahn

Ngising

Cerpen: Rosyidah Purwo*)   Pagi hari, udara masih terasa dingin. Suara gemericik air selokan terdengar indah. Airnya yang jernih menambah indahnya suasana pagi itu.  Semburat mentari mulai terlihat di ufuk timur. Suara kicau burung dan sesekali katak bersahutan. Petani padi terlihat beberapa sedang mengaliri air.  Hijaunya persawahan membentang sepanjang mata memandang. Benar-benar pagi hari yang sempurna. “Ibu, aku ngising ” suara si Sungsu membuyarkan lamunan seorang ibu muda yang tengah asyik bercengkerama dengan kegiatan di dapur pagi itu.  Cekrek cekrek cekrek, terdengar suara seperti kamera beroperasi.  “Mas, kamu sedang apa?!” tanya ibu muda dari dapur dengan setengah berteriak. “Sedang membuat karya, Bu!” sahut si Sulung. Ia  masuk ke dalam rumah selepas menunaikan hajat alamnya pagi itu.  Entah mengapa, ia sangat suka melakukan rutinitas yang satu itu di selokan belakang rumah. Padahal closet di rumah ada.  “Mas,” sapa ibu muda itu, “mengapa kamu suka sekali buang hajat di sel

PUJI-PUJIAN; BUKAN TENTANG BAIK ATAU TIDAK, TAPI TENTANG KEBUTUHAN

  https://indonesiainside.id/risalah/2019/12/19/membawa-hp-saat-salat-berjamaah Banyak kisah di dalam masyarakat tentang seputar -jeda waktu menunggu imam datang- saat sholat jamaah di dalam masjid. Ada yang menggunakannya untuk melantunkan puji-pujian, ada yang menggunakanya untuk ngobrol asyik, ada yang menggunakannya untuk merenungi keagungan Allah SWT, ada yang menggunakanya untuk berselancar dengan dunia maya (meski tidak mayoritas, tapi hampir banyak yang melakukanya). Ada yang menggunaknya untuk nge- game  (meski tidak banyak). Ada pula sebuah kisah tentang orang yang dikafirkan oleh temannya sendiri karena melantunkan puji-pujian di dalam masjid saat menunggu imam datang untuk jamaah shalat. Ada pula kisah tentang seorang jamaah dengan enggan memagang mushaf sambil menunggu sholat jamaah didirikan walau tidak dibaca. Banyak pula kisah tentang mereka yang mampu menyelesaikan membaca quran sampai beberapa halaman. Apapun kisah yang muncul di tengah masyarakat, semua ini nyata dan