Langsung ke konten utama

Puluhan Buku yang Masih Menjadi Satu

Resensi 
Oleh: Narsiti 
Identitas Buku 
Judul Buku : Pijar Lentera Asa Memoar Guru Pembelajar 
Penulis : Susanto, S.Pd. 
Tebal Buku : 188 halaman 
Penerbit : Oase Pustaka 
Cetakan Pertama : Januari 2022 

Membaca tulisan memoir bergenre reals karya Susanto, S.Pd. mengingatkan saya akan karya-karya milik penulis ternama Andrea Hirata yang tulisan-tulisanya sempat booming di tahun 2010-an. 

Tulisan-tulisannya sangat lekat dengan alam pedesaan. Ditulis dengan Bahasa yang sederhana dan mengalir indah. Setiap buku karya Andrea Hirata siap melahirkan cerita berkelanjutan yang berbuku-buku, dan ia berhasil mewijudkanya. 


Buku karya Susanto, S,Pd. adalah salah satu buku yang patut untuk dijadikan bahan resferensi bacaan ringan, cerita didalamnya mengalir indah tidak dibuat-buat. Meskipun penjabaranya belum detail, akan tetapi sudah berhasil membawa pembaca pada gambaran hidup di daerah pedesaan terpencil. 

Apabila dibaca satu kali duduk selesai, maka pembaca akan ikut merasakan betapa indah dan asyiknya hidup di daerah yang serba minim akan pelayanan-pelayanan umum yang seharusnya dinikmati masyakarak setempat. 

Cerita di dalamnya sudah mampu membawa emosi pembaca. Sayangnya setiap tema belum diceritakan detail dan cermat. Sehingga pembaca dibuat penasaran dengan Serita-cerita yang masih “tersembunyi” di dalamnya. 

Untuk menjadi buku yang lebih bagus dan tembus pasar konsumen lebih luas, alangkah baiknya apabila ceritanya dikembangkan kembali. 

Saya yakin, buku karya Susanto, S.Pd. ini bisa dikembangkan menjadi puluhan buku yang sangat layak untuk dinikmati sahabat pembaca.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layung

sumber gambar: SW Puspakurnai Pentigraf: Rosyidah Purwo Eyang Wardem berpesan kepada cucu tercintanya. Bunyi pesan itu adalah jangan keluar rumah saat layung jembrang atau layung sembrana sedang keluar. Kalau orang masa kini menyebutnya dengan istilah lembayung senja. Alasnnya sungguh aneh, adalah agar tidak terkena penyakit belek. Sebagai cucu yang baik, ia mengikuti saja kemauan Eyang tercintanya. Ia mengetahui tentang penyakit belek ini ketika duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Pak guru menyampaikan bahwa penyakit belek penyebabnya ada beberapa macam. Salah satunya adalah karena virus dan bakteri. Beberapa penyebab lain tidak ada kaitanya sama sekali dengan fenomena alam yang maha indah itu. Jadi penyakit belek yang pernah ia derita saat masih kecil dulu, tidak ada kaitannya dengan Layung.  Karena saking indahnya lembayung senja petang hari itu, si cucu lupa dengan nasehat Eyang. Di halaman mushola tempat ia ngaji Iqro dan suratan pendek, ia berdiri terpukau melihat indahn

Ngising

Cerpen: Rosyidah Purwo*)   Pagi hari, udara masih terasa dingin. Suara gemericik air selokan terdengar indah. Airnya yang jernih menambah indahnya suasana pagi itu.  Semburat mentari mulai terlihat di ufuk timur. Suara kicau burung dan sesekali katak bersahutan. Petani padi terlihat beberapa sedang mengaliri air.  Hijaunya persawahan membentang sepanjang mata memandang. Benar-benar pagi hari yang sempurna. “Ibu, aku ngising ” suara si Sungsu membuyarkan lamunan seorang ibu muda yang tengah asyik bercengkerama dengan kegiatan di dapur pagi itu.  Cekrek cekrek cekrek, terdengar suara seperti kamera beroperasi.  “Mas, kamu sedang apa?!” tanya ibu muda dari dapur dengan setengah berteriak. “Sedang membuat karya, Bu!” sahut si Sulung. Ia  masuk ke dalam rumah selepas menunaikan hajat alamnya pagi itu.  Entah mengapa, ia sangat suka melakukan rutinitas yang satu itu di selokan belakang rumah. Padahal closet di rumah ada.  “Mas,” sapa ibu muda itu, “mengapa kamu suka sekali buang hajat di sel

PUJI-PUJIAN; BUKAN TENTANG BAIK ATAU TIDAK, TAPI TENTANG KEBUTUHAN

  https://indonesiainside.id/risalah/2019/12/19/membawa-hp-saat-salat-berjamaah Banyak kisah di dalam masyarakat tentang seputar -jeda waktu menunggu imam datang- saat sholat jamaah di dalam masjid. Ada yang menggunakannya untuk melantunkan puji-pujian, ada yang menggunakanya untuk ngobrol asyik, ada yang menggunakannya untuk merenungi keagungan Allah SWT, ada yang menggunakanya untuk berselancar dengan dunia maya (meski tidak mayoritas, tapi hampir banyak yang melakukanya). Ada yang menggunaknya untuk nge- game  (meski tidak banyak). Ada pula sebuah kisah tentang orang yang dikafirkan oleh temannya sendiri karena melantunkan puji-pujian di dalam masjid saat menunggu imam datang untuk jamaah shalat. Ada pula kisah tentang seorang jamaah dengan enggan memagang mushaf sambil menunggu sholat jamaah didirikan walau tidak dibaca. Banyak pula kisah tentang mereka yang mampu menyelesaikan membaca quran sampai beberapa halaman. Apapun kisah yang muncul di tengah masyarakat, semua ini nyata dan