Langsung ke konten utama

Lihat Kakaku Penuh Dengan Bunga

 

sumber gambar dokumen pribadi
Lihat kakaku penuh dengan bunga

dipenuhi lebah seluruh tubuhnya

Lihat matanya bengkak dua-duanya

kudoakan dia mati masuk surga

😂😂😂


    Tulisan di atas adalah sebuah lirik lagu gubahan anak ke dua saya. Embun Tsuroya Tsaniya Az Zahra namanya. Nada lagunya adalah nada lagu Lihat Kebunku.

    Sepintas dibaca biasa saja. Tapi dibalik lagu itu ada seribu canda tawa yang membuat kami berbahagia pada pagi hari yang sibuk dengan aktifitas kejar-kejaran dengan waktu masuk sekolah dan lalu lintas yang padat merayap.

    Rasa penat di pagi hari adalah menu harian saya saat sedang mengantar anak-anak ke sekolah. Sekali merengkuh dayung dua tiga pilau terlampaui. Sekalian berangkat kerja, sekalian mengantar anak.

    Dengan kendaraan roda dua, tiap pagi kami bertiga saya, si Sulung dan anak ke dua saya menembus ramainya lalu lintas pagi hari dengan penuh semangat. Tiap pagi kadang dilalui dengan cemberut, kadang marah, kadang bercanda, kadang penuh tawa. Asyiknya hidup👌

    Pagi hari kemarin, 13 Ramadhan 1444 H atau 05 April 2023 anak perempuan ke dua saya tiba-tiba bersenandung yang membuat saya dan kakak laki-lakinya tertaa terbahak. 

    Sungguh di luar dugaan, si imut Tsuroya bisa bercanda sedemikian rupa sampai membuat kami tertawa terbahak hampir sepanjang jalan Overtse Isdiman ampai Gg Nakula . Lagu Lihat Kebunku digubah menjadi Lihat Kakaku😄


    "Cin," sapaku padanya, "coba diulangi lagi lagu yang barusan" sambil tersenyum bahagia dan masih sedikit tertawa,

    "Aku sudah lupa, Ibuu..." jawabnya manja sambil cengingisan.

    "Ya, nanti di rumah kamu ulangi lagi ya lagunya, nanti tek kasih hadiah" kata kakaknya.

    "Ngggg aku sudah lupa, Masss..." jawabnya manja.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layung

sumber gambar: SW Puspakurnai Pentigraf: Rosyidah Purwo Eyang Wardem berpesan kepada cucu tercintanya. Bunyi pesan itu adalah jangan keluar rumah saat layung jembrang atau layung sembrana sedang keluar. Kalau orang masa kini menyebutnya dengan istilah lembayung senja. Alasnnya sungguh aneh, adalah agar tidak terkena penyakit belek. Sebagai cucu yang baik, ia mengikuti saja kemauan Eyang tercintanya. Ia mengetahui tentang penyakit belek ini ketika duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Pak guru menyampaikan bahwa penyakit belek penyebabnya ada beberapa macam. Salah satunya adalah karena virus dan bakteri. Beberapa penyebab lain tidak ada kaitanya sama sekali dengan fenomena alam yang maha indah itu. Jadi penyakit belek yang pernah ia derita saat masih kecil dulu, tidak ada kaitannya dengan Layung.  Karena saking indahnya lembayung senja petang hari itu, si cucu lupa dengan nasehat Eyang. Di halaman mushola tempat ia ngaji Iqro dan suratan pendek, ia berdiri terpukau melihat indahn

Ngising

Cerpen: Rosyidah Purwo*)   Pagi hari, udara masih terasa dingin. Suara gemericik air selokan terdengar indah. Airnya yang jernih menambah indahnya suasana pagi itu.  Semburat mentari mulai terlihat di ufuk timur. Suara kicau burung dan sesekali katak bersahutan. Petani padi terlihat beberapa sedang mengaliri air.  Hijaunya persawahan membentang sepanjang mata memandang. Benar-benar pagi hari yang sempurna. “Ibu, aku ngising ” suara si Sungsu membuyarkan lamunan seorang ibu muda yang tengah asyik bercengkerama dengan kegiatan di dapur pagi itu.  Cekrek cekrek cekrek, terdengar suara seperti kamera beroperasi.  “Mas, kamu sedang apa?!” tanya ibu muda dari dapur dengan setengah berteriak. “Sedang membuat karya, Bu!” sahut si Sulung. Ia  masuk ke dalam rumah selepas menunaikan hajat alamnya pagi itu.  Entah mengapa, ia sangat suka melakukan rutinitas yang satu itu di selokan belakang rumah. Padahal closet di rumah ada.  “Mas,” sapa ibu muda itu, “mengapa kamu suka sekali buang hajat di sel

PUJI-PUJIAN; BUKAN TENTANG BAIK ATAU TIDAK, TAPI TENTANG KEBUTUHAN

  https://indonesiainside.id/risalah/2019/12/19/membawa-hp-saat-salat-berjamaah Banyak kisah di dalam masyarakat tentang seputar -jeda waktu menunggu imam datang- saat sholat jamaah di dalam masjid. Ada yang menggunakannya untuk melantunkan puji-pujian, ada yang menggunakanya untuk ngobrol asyik, ada yang menggunakannya untuk merenungi keagungan Allah SWT, ada yang menggunakanya untuk berselancar dengan dunia maya (meski tidak mayoritas, tapi hampir banyak yang melakukanya). Ada yang menggunaknya untuk nge- game  (meski tidak banyak). Ada pula sebuah kisah tentang orang yang dikafirkan oleh temannya sendiri karena melantunkan puji-pujian di dalam masjid saat menunggu imam datang untuk jamaah shalat. Ada pula kisah tentang seorang jamaah dengan enggan memagang mushaf sambil menunggu sholat jamaah didirikan walau tidak dibaca. Banyak pula kisah tentang mereka yang mampu menyelesaikan membaca quran sampai beberapa halaman. Apapun kisah yang muncul di tengah masyarakat, semua ini nyata dan