sumber gambar: https://www.gramedia.com/literasi/keteladanan-nabi-ismail/ |
Ibu: "Iya sudah nggak haus lagi"
Ibu: "Bapkanya kan lamaaa sekali di kampung halaman..."
Abizard: "Oh di rumahnya lama ya, Bu?" datar.
Ibu: "Iya betul...sampai Nabi Ismail tumbuh besar..."
Abizard: "Besarnya seberapa, Bu?" tanyanya cukup serius. Sambil tanganya bergerak-gerak memeragakan simbol tinggi.
Ibu: "Nah, pas nabi Ismail sudah gede, Bapaknya dateng..." sambil mengkspresikan wajah bahagia.
Abizard: "Nabi Ismail seneng ya, Bu?"
Ibu : "Iya seneng banget, Mas..." antusias.
Ibu: menitikan air mata
Abizard: "Loh, Ibu kenapa nangis?" empati.
Ibu: masih menitik air mata dan bicara agak sesenggukan, "Bapaknya tuh bilang ke Nabi Ismail..."
Ibu: "Wahai anaku, Ismail, Allah SWT memberi mimpi kepada Ayah" suara dalem dan berat.
Abizard: "Terus, Bu".
Ibu: "Ayah diberi mimpi supaya" (nangis beneran) "mengurbankan kamu".
Abizard: "Ibu, Ibu kenapa menagis?" serius.
Ibu: "Mamas tahu apa nggak apa jawaban Nabi Ismail?" mengeluarkan suara sesenggukan.
Abizard: "Apa, Bu?" singkat padat jelas.
Ibu: "Ayah, kalau mimipi ini adalah benar dari Allah SWT, laksankanlah, Ayah" air mata keluar banyak.
Ibu: "Hebat apa nggak, Nabi Ismail?"
Abizard: "Hebat Bu"
Ibu: "Kenapa hebat?"
Abizard: "kan orangnya nurut sama orang tua, sama Allah SWT juga kan, Bu?"
Ibu: "Betul, Mas..."
Ibu: "Terus nabi Ismail sama Bapaknya pergi bareng untuk njalanin perintah Allah SWT"
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar