dokumen gambar: https://www.alodokter.com/mengenal-spermatogenesis-dan-oogenesis |
Ahad malam jelang tidur. Anak laki-laki pertama saya yang berumur 10 tahun bertanya tentang sel sperma dan sel telur.
Ghozali: "Ibu, aku masih penasaran bagaimana sperma dan sel telur bisa ketemu" tanyanya tidak polos-polos amat.
Sebelumnya Ia berkata bahwa Ia pikiranya itu sudah luas. Ibu tidak tahu apa yang ada dalam otak saya. Saya 😁mencoba meraba-raba dengan apa yang dimaksud dengan kata-katanya. Setelah ia menerangkannya kepada saya, rupa-rupanya ia memiliki sedikit informasi tentang bagaimana proses terciptanya manusia (di sekolah sudah mendapat pengetahuan ini, namun belum detail).
Saya sempat kelabakan dengan pertanyaan ini. Sebenarnya, beberapa hari lalu, Ia sempat ngobrol tentang mimpi basah, air mani, dan sperma (materi Fiqih di sekolah sudah sampai pada mimpi basah). Di sekolah anak saya, ada beberapa temanya yang sudah mengalami mimpi basah, sehingga sebagai bentuk tanggung jawab, guru mengenalkan ilmu pengetahuan tetang mimpi basah dalam sudut pandang Fiqih Islam.
Ibu: "Mas Oza (begitu sapaan saya), sudah tahu tentang sperma kan?"
Ibu: "Sudah tahu juga tetang sel telur kan?"
Ghozali: "Iya, Bu, tapi aku belum paham kenapa bisa jadi bayi?"
Ibu: bingung
Ibu: "Anak itu rizki dari Allah SWT"
Gozali: mikir
Ibu: "meskipun sel telur dan sperma sudah ketemu, belum tentu jadi bayi, kalau Allah SWT belum berkehendak"
Ibu: "makanya kamu itu harus bersyukur, bisa jadi manusia, berarti kamu adalah yang terbaik"
Gozali: mikir
Ibu: "Banyak yang kepengin punya bayi, tapi nggak bisa-bisa, karena Allah SWT belum ridlo..."
Tentang ridlo sering diobrolin dengannya ketika menjelang tidur. Suatu saat akan saya tuliskan naskahnya.
Ghozali: "itu rahasia Allah SWT ya, Bu?"
Ibu: "Iya, Mas" entah mau ngomong apa lagi.
Ghozali: "Ibu, di perpustakaan itu ada gambar kelamin perempuan dan laki-laki"
Ghozali: "Aku sudah tahu bentuknya"
Ghozali: "Aneh kan, Bu? Gimana bisa jadi bayi?"
Sebelumnya, saat makan malam, ia bertanya tentang kuman. Apakah di dalam kuman ada kuman juga, Ibu? Aku pusing mikirin koh, Bu...
Saya tidak bisa menjawab. Sekali menjawab, jawabanya ngasal. Duhhh jangan ditiru.
Ibu: "Mas, Ibu itu seneng, kamu mikirnya sudah dalem banget. Tapi tidak boleh lihat di youtube bagaimana bayi bisa jadi dari sperma sama sel telur.
Ghozali: "Suer, Bu, aku belum pernah lihat" katanya jujur.
Ibu: "Kalau Ibu lihat histori youtube ada tontonannya, Mas Oza tidak boleh beli HP kalau sudah SMA.
Saya menjanjikan boleh beli HP kalau sudah SMA.
Ghozali (ketakutan): "Enggak yakin Bu"
(Wahai Ayah/Bunda, bagaimana apabila anak laki-laki atau perempuan kita bertanya seperti ini?) orang tua harus punya ilmu yang dalam...ilmu berbicara, ilmu menyampaikan informasi dengan bijak (tidak vulgar). Apakah yang saya sampaikan sudah bijak? Beri komentar di kolom koment Ayah/Bunda/Sahabat Pembaca...😇
Ghozali: "kapan aku boleh lihat di youtubenya, Bu..."
Ibu: "Tidak perlu lihat youtube. Kamu membaca saja sudah cukup. Nanti kamu akan tahu, Mas..."
Ghozali: "Kalau sudah SMA boleh, Bu?"
Ibu: "tidak boleh, Mas"
Ghozali: mikir
Ibu: "nanti kalau kamu sudah dewasa kamu harus belajar banyak, supaya tidak jadi anak yang bodoh"
Ghozali: "nggngngngngg" lama-lama tertidur.
Ibu: pindah tempat tidur menemani bocil-bocil yang masih betah dengan permainannya, bukan untuk nemani betulan, karena lama-lama tertidur juga👌
Komentar
Posting Komentar