Oleh: Rosyidah Purwo*)
sumber gambar: https://www.antaranews.com/berita/3255497/kemenko-pmk-pencegahan-perilaku-bullying-dimulai-dari-keluarga
Ahad, 15 Oktober 2023. Petang hari
selepas waktu Ashar si Sulung pulang dari menangkap belum di sawah belakang
rumah. Tidak seperti biasanya, selepas bermain dengan teman-temanya ia pulang
dengan wajah ceria disertai keringat membasahi seluruh badanya.
Petang ini ia menunjukan ekspresi
wajah yang berbeda. Saya dan suami hanya menyapa sekilas saja. Bahkan dengan
sapaan yang biasa ia tidak mau menjawabnya.
Lalu saya menyiapkan handuk, baju
ganti dan air suam-suam kuku untuk keperluan ia mandi.
Saya menyiapkan makan malam (waktu
masih pukul lima sore). Selesai berganti pakaian, ia tidak juga menyentuh makan
malamnya. Wajahnya masih cemberut.
“Ada apa, Mas?” tanya saya sambil
menyetrika baju seragam sekolah anak-anak. Ia masih tidak mau menjawab.
Seusai shalat Maghrib seperti
biasa saya dan suami mengingatkan anak-anak untuk mengaji dan belajar.
Selepas Maghrib si Sulung masih
tidak menyentuh makan malamnya, tidak mengaji, tidak juga belajar.
Saya yang hendak membaca Al Quran
dipanggil olehnya. Lalu saya menghampirinya.
Ia menangis sejadi-jadinya, saya
pun mengurungkan niat menanyakan perihal cemberutnya.
Sambil menangis sambil ia
bercerita perihal ia dibully oleh teman main di kampung halaman
Sebelum ia menangkap belut,
rupa-rupanya ia pergi ke rumah tantenya untuk minta bantuan dicarikan dinamo
bekas mainan untuk bahan mengerjakan tugas belajar proyek P5 di sekolah. Setelah
didapatkan, ia meletakan dinamo itu di halaman rumah tante.
Ia sengaja meletaknnya di sana
karena ia berpikir aman, dan ia tinggal pergi main. Kemudian ia kembali lagi ke
rumah tante untuk mengambil dinamo ternyata sudah tidak ada. Usut punya usut
ternyata dinamo mainan diambil oleh teman mainya dan disembunyikan.
Entah dengan cara apa ia mengetahui
di mana teman mainya menyembunyikan dinamo itu. Lalu ia mengambilnya kembali,
dan ia simpan di bawah sandal. Ternyata ada yang melihat dinamo disimpan di
bawah sandal, lalu diambil oleh salah satu teman main. Kemudian dinamo itu menjadi
bahan rebutan sesama teman dan diakhir eposide rebutan, dinamo dibuang ke kali.
Bersambung
Komentar
Posting Komentar