Oleh: Rosyidah Purwo*)
sumber gambar: https://www.antaranews.com/berita/3255497/kemenko-pmk-pencegahan-perilaku-bullying-dimulai-dari-keluarga
Selesai ia bercerita kepada saya
ia masih menangis.
“Aku sebaiknya kalau di rumah main
di dalam rumah saja, atau kita pindah di kota saja, Bu. Di sini tema main pada
jahat-jahat” sambil masih menangis.
Setelah semua perasaanya tumpah
ruah saya mulai memberi saran walau akhirnya berujung pada penolakan.
“Jujur ya, Mas, Ibu tidak paham perihal
anak laki-laki bermain dengan teman sebaya. Coba deh kamu cerita sama, Bapak, kan
Bapak laki-laki, pasti banyak pahamnya”
“Nggak mau, Ibu saja yang cerita,
aku nggak mau cerita sama, Bapak” sambil masih menangis.
“Baiklah…selepas Bapak pulang dari
Masjid, Ibu cerita ya”
Si Sulung mengangguk-angguk tanda
setuju.
Saat Bapaknya anak-anak pulang
dari Masjid usai menunaikan shalat Maghrib, saya mencoba membuka pembicaraan.
Rupa-rupanya si Sulung menguntit dari kamar tidur. Ia pun keluar kamar dan
bercerita panjang lebar.
Bapaknya anak-anak mengajak si
Sulung masuk ke kamar tidur, setelah menutup pintu kamar, terdengar mereka
ngobrol.
Keluar dari kamar tidur si sulung
tersenyum bahagia. Seperti beban hidup sudah menguar seketika.
“Apa, Pak, solusinya?” tanya saya
penasaran.
“Lah, ini rahasia sesama laki-laki”
jawabnya sambil tersenyum jahil.
Wadew!!!
Tamat!
Komentar
Posting Komentar