Langsung ke konten utama

Uang Arisan

sumber gambar: https://www.kompasiana.com/

 

Pentigraf: Rosyidah Purwo

Pak Karpin berteriak sangat keras tanpa memedulikan istrinya yang tengah bergumul dengan selimutnya. Ia segera menghampiri sang istri yang sedang mencoba memejamkan mata kantuknya. Dengan gerakan yang kuat ia menggoyang-goyang tubuh istrinya sambil berkata bahwa ia dapat uang arisan. Dalam hatinya ia sudah membuat anggaran belanja sambil jari telunjuknya bergerak-gerak menunjuk ke atas. Mata tuanya ikut bergerak-gerak mengiringi gerakan jari telunjuk.

Pak Karpin mengatakan bahwa uang arisan ini adalah milik istrinya. Karena setelah dihitung-hitung tidak ada kebutuhan suami yang perlu dibayar menggunakan uang arisan ini. Sang istri bergeming dari ranjang tidurnya. Ia merasa ini adalah hal biasa yang tidak perlu dirayakan dengan perasaan gembira. Dalam hati ia sudah menduga kalau uang arisan ini paling-paling akan dipakai oleh suaminya.

Bu Wadem, istri pak Karpin bangun dari tidur membantu menghitung uang arisan. Ia mendekap uang sejumlah satu juta lima ratus rupiah berupa lembaran ratusan ribu dan lima puluhan ribu ke dalam dadanya. Ia bersyukur uang arisan ini menjadi miliknya. Ia berpikir biaya sekolah anak sudah cukup dengan uang ini. Pak Karpin mencium kuat pipi kanan istrinya. Menimbulkan rasa kaget bu Wadem, yang tengah berbahagia memegang uang sebanyak itu. Uang itu barjatuhan ke lantai setelah pak Karpin mengatakan bahwa dua buah motor selama tiga tahun belum dibayar pajaknya.


Purwokerto

290124

10.49 wib

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layung

sumber gambar: SW Puspakurnai Pentigraf: Rosyidah Purwo Eyang Wardem berpesan kepada cucu tercintanya. Bunyi pesan itu adalah jangan keluar rumah saat layung jembrang atau layung sembrana sedang keluar. Kalau orang masa kini menyebutnya dengan istilah lembayung senja. Alasnnya sungguh aneh, adalah agar tidak terkena penyakit belek. Sebagai cucu yang baik, ia mengikuti saja kemauan Eyang tercintanya. Ia mengetahui tentang penyakit belek ini ketika duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Pak guru menyampaikan bahwa penyakit belek penyebabnya ada beberapa macam. Salah satunya adalah karena virus dan bakteri. Beberapa penyebab lain tidak ada kaitanya sama sekali dengan fenomena alam yang maha indah itu. Jadi penyakit belek yang pernah ia derita saat masih kecil dulu, tidak ada kaitannya dengan Layung.  Karena saking indahnya lembayung senja petang hari itu, si cucu lupa dengan nasehat Eyang. Di halaman mushola tempat ia ngaji Iqro dan suratan pendek, ia berdiri terpukau melihat indahn

Ngising

Cerpen: Rosyidah Purwo*)   Pagi hari, udara masih terasa dingin. Suara gemericik air selokan terdengar indah. Airnya yang jernih menambah indahnya suasana pagi itu.  Semburat mentari mulai terlihat di ufuk timur. Suara kicau burung dan sesekali katak bersahutan. Petani padi terlihat beberapa sedang mengaliri air.  Hijaunya persawahan membentang sepanjang mata memandang. Benar-benar pagi hari yang sempurna. “Ibu, aku ngising ” suara si Sungsu membuyarkan lamunan seorang ibu muda yang tengah asyik bercengkerama dengan kegiatan di dapur pagi itu.  Cekrek cekrek cekrek, terdengar suara seperti kamera beroperasi.  “Mas, kamu sedang apa?!” tanya ibu muda dari dapur dengan setengah berteriak. “Sedang membuat karya, Bu!” sahut si Sulung. Ia  masuk ke dalam rumah selepas menunaikan hajat alamnya pagi itu.  Entah mengapa, ia sangat suka melakukan rutinitas yang satu itu di selokan belakang rumah. Padahal closet di rumah ada.  “Mas,” sapa ibu muda itu, “mengapa kamu suka sekali buang hajat di sel

PUJI-PUJIAN; BUKAN TENTANG BAIK ATAU TIDAK, TAPI TENTANG KEBUTUHAN

  https://indonesiainside.id/risalah/2019/12/19/membawa-hp-saat-salat-berjamaah Banyak kisah di dalam masyarakat tentang seputar -jeda waktu menunggu imam datang- saat sholat jamaah di dalam masjid. Ada yang menggunakannya untuk melantunkan puji-pujian, ada yang menggunakanya untuk ngobrol asyik, ada yang menggunakannya untuk merenungi keagungan Allah SWT, ada yang menggunakanya untuk berselancar dengan dunia maya (meski tidak mayoritas, tapi hampir banyak yang melakukanya). Ada yang menggunaknya untuk nge- game  (meski tidak banyak). Ada pula sebuah kisah tentang orang yang dikafirkan oleh temannya sendiri karena melantunkan puji-pujian di dalam masjid saat menunggu imam datang untuk jamaah shalat. Ada pula kisah tentang seorang jamaah dengan enggan memagang mushaf sambil menunggu sholat jamaah didirikan walau tidak dibaca. Banyak pula kisah tentang mereka yang mampu menyelesaikan membaca quran sampai beberapa halaman. Apapun kisah yang muncul di tengah masyarakat, semua ini nyata dan