Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Menjadi Panutan

sumber gambar: daruttahiid.org Oleh: Narsiti Pada sebuah obrolan kecil dalam sebuah group WA seorang teman mengeluhkan keprihatinannya kepada salah satu anak didiknya yang ia temui pada salah satu acara tasyakuran pernikahan saudara. Rupa-rupanya saudara teman saya ini memiliki putra yang berteman dengan muridnya. Dalam obrolan pada group WA tersebut, teman saya mengeluhkan tentang penampilan muridnya yang menurutnya aduhai sekali. Make-up yang cukuptebal, eye shadow yang terlihat tegas, lipstick merah merona mewarnai bibir cantiknya yang seharusnya belum waktunya. Ditambah dengan pakaian serba minimalis beserta jilbab pasangannya. Jika dipadu padankan sungguh indah sekali jika dikenakan pada orang dewasa. Akan tetapi ini dikenakan pada anak yang belum masanya.  Apalagi ditambah dengan tas jinjing minimalis, dan sandal selop high hill, aduhai indahnya. Dengan parfum yang sangat tajam dan membuat siapa yang mencium aromanya akan bekerja adrenalinnya. Lepas dari masalah indah atau menar

Layung

sumber gambar: SW Puspakurnai Pentigraf: Rosyidah Purwo Eyang Wardem berpesan kepada cucu tercintanya. Bunyi pesan itu adalah jangan keluar rumah saat layung jembrang atau layung sembrana sedang keluar. Kalau orang masa kini menyebutnya dengan istilah lembayung senja. Alasnnya sungguh aneh, adalah agar tidak terkena penyakit belek. Sebagai cucu yang baik, ia mengikuti saja kemauan Eyang tercintanya. Ia mengetahui tentang penyakit belek ini ketika duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Pak guru menyampaikan bahwa penyakit belek penyebabnya ada beberapa macam. Salah satunya adalah karena virus dan bakteri. Beberapa penyebab lain tidak ada kaitanya sama sekali dengan fenomena alam yang maha indah itu. Jadi penyakit belek yang pernah ia derita saat masih kecil dulu, tidak ada kaitannya dengan Layung.  Karena saking indahnya lembayung senja petang hari itu, si cucu lupa dengan nasehat Eyang. Di halaman mushola tempat ia ngaji Iqro dan suratan pendek, ia berdiri terpukau melihat indahn

Kepengin Kurus

sumber gambar: haibunda.com Pentigraf: Rosyidah Purwo Pernikahan yang akan digelar tiga minggu lagi, membuat hati mbak Wiyan berbunga-bunga. Sebentar lagi status lajangnya akan resmi berubah menjadi seorang istri. Di rumah orang tua Mbak Wiyan juga sudah kelihatan ramai oleh sanak saudara yang membantu persiapan acara pernikanya nanti. Sebagai tetangga, bu Nur tidak mau berdiam diri saja di rumah. Ia sesekali juga ikut nimbrung dalam keramaian persiapan hajatan mbak Wiyan. Sudah dua pekan ini mbak Wiyan mondar-mandir di jalan depan rumah.  Setiap pagi sepertinya ia melakukan aktifitas rutin yaitu jalan pagi bolak-balik dari ujung jalan balik lagi ke ujung jalan. Bu Nur, sebagai tetangga yang lebih dulu menetap di kampung Banjar merasa ada yang aneh dengan mbak Wiyan. Karena tidak biasanya ia melakukan hal demikian. Sambil menepuk-nepuk bagian perut, mbak Wiyan terus saja berjalan bolak-balik. Kadang-kadang terlihat keringat menyembul dari sela-sela rambut bagian depan ujung jidatnya.