sumber gambar: haibunda.com |
Pentigraf: Rosyidah Purwo
Pernikahan yang akan digelar tiga minggu lagi, membuat hati mbak Wiyan berbunga-bunga. Sebentar lagi status lajangnya akan resmi berubah menjadi seorang istri. Di rumah orang tua Mbak Wiyan juga sudah kelihatan ramai oleh sanak saudara yang membantu persiapan acara pernikanya nanti. Sebagai tetangga, bu Nur tidak mau berdiam diri saja di rumah. Ia sesekali juga ikut nimbrung dalam keramaian persiapan hajatan mbak Wiyan. Sudah dua pekan ini mbak Wiyan mondar-mandir di jalan depan rumah.
Setiap pagi sepertinya ia melakukan aktifitas rutin yaitu jalan pagi bolak-balik dari ujung jalan balik lagi ke ujung jalan. Bu Nur, sebagai tetangga yang lebih dulu menetap di kampung Banjar merasa ada yang aneh dengan mbak Wiyan. Karena tidak biasanya ia melakukan hal demikian. Sambil menepuk-nepuk bagian perut, mbak Wiyan terus saja berjalan bolak-balik. Kadang-kadang terlihat keringat menyembul dari sela-sela rambut bagian depan ujung jidatnya. Suatau pagi usai sholat subuh di mushola, bu Nur menjumpai mbak Wiyan sudah mulai jalan pagi. Karena penasaran bu Nur memberanikan diri menanyakan perihal tersebut kepada mbak Wiyan. Ternyata alasana mbak Wiyan melakukan jalan pagi setiap hari adalah karena ia ingin menguruskan badanya agar saat acara resepsi nanti terlihat lebih cantik.
Dua minggu dari usia pernikahan mbak Wiyan, bu Nur tidak pernah melihat kembali mbak Wiyan melakukan aktifitas rutinya. Bahkan ia tidak pernah muncul dalam kegiatan bersama seperti kumpulan PKK, tahlinan rutin tiap Jumat bakda Ashar, senam di Ahad pagi. Bahkan kegiatan belanja pagi hari di warung sebelah rumah juga tidak pernah. Setelah bertanya kepada tetangga dekat mbak Wiyan, katanya ia sudah pindah ke Jakarta mengikuti suami merantau. Di kampung malu karena tidak bisa menutupi perut buncitnya yang semakin besar.
Purwokerto
030224
08.25 wib
Innalillahi wainnailaihi Raji'un.....
BalasHapus