Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

Ibu, HP nya Sedang Dipinjam

Cerpen: Rsoyidah Purwo*)  Pasca pencurian HP satu-satunya di rumah, anak laki-laki itu seperti ada rasa sedikit trauma. Tiap kali diminta menjaga rumah, semua korden ditutup rapat-rapat, semua pintu dan jendela juga ditutup rapat-rapat.  Sore hari menjelang Ashar tiba, di ruang tamu dengan badan lemas karena sudah tiga hari demam dan muntah. Sambil tiduran di kursi ruang tamu, anak laki-laki berumur sepuluh tahun itu menenangkan diri.  Terlihat Perempuan muda duduk di sebelahnya sambil membelai ramput anak laki-laki itu.   “Ibu, kalau mencuri itu dapat balasan kan?”  “Iya, Mas, sekecil apapun perbuatan baik atau buruk kita pasti akan dibalas dengan sebaik-baiknya oleh Allah…”  “Pencuri HP Bapak dibalas apa tidak?”  “Kalau HPnya dikembalikan terus dia minta maaf, Allah akan memaafkan, kalau tidak dikembalikan ya besok akan mendapat balasan…” diam sejenak “Ibu, aku punya celengan, minta tolong diambil buat beli coki-coki empat box” kata anak laki-laki itu.  Perempuan yang dipanggil Ibu m

Ngising

Cerpen: Rosyidah Purwo*)   Pagi hari, udara masih terasa dingin. Suara gemericik air selokan terdengar indah. Airnya yang jernih menambah indahnya suasana pagi itu.  Semburat mentari mulai terlihat di ufuk timur. Suara kicau burung dan sesekali katak bersahutan. Petani padi terlihat beberapa sedang mengaliri air.  Hijaunya persawahan membentang sepanjang mata memandang. Benar-benar pagi hari yang sempurna. “Ibu, aku ngising ” suara si Sungsu membuyarkan lamunan seorang ibu muda yang tengah asyik bercengkerama dengan kegiatan di dapur pagi itu.  Cekrek cekrek cekrek, terdengar suara seperti kamera beroperasi.  “Mas, kamu sedang apa?!” tanya ibu muda dari dapur dengan setengah berteriak. “Sedang membuat karya, Bu!” sahut si Sulung. Ia  masuk ke dalam rumah selepas menunaikan hajat alamnya pagi itu.  Entah mengapa, ia sangat suka melakukan rutinitas yang satu itu di selokan belakang rumah. Padahal closet di rumah ada.  “Mas,” sapa ibu muda itu, “mengapa kamu suka sekali buang hajat di sel

Puluhan Buku yang Masih Menjadi Satu

Resensi  Oleh: Narsiti  Identitas Buku  Judul Buku : Pijar Lentera Asa Memoar Guru Pembelajar  Penulis : Susanto, S.Pd.  Tebal Buku : 188 halaman  Penerbit : Oase Pustaka  Cetakan Pertama : Januari 2022  Membaca tulisan memoir bergenre reals karya Susanto, S.Pd. mengingatkan saya akan karya-karya milik penulis ternama Andrea Hirata yang tulisan-tulisanya sempat booming di tahun 2010-an.  Tulisan-tulisannya sangat lekat dengan alam pedesaan. Ditulis dengan Bahasa yang sederhana dan mengalir indah. Setiap buku karya Andrea Hirata siap melahirkan cerita berkelanjutan yang berbuku-buku, dan ia berhasil mewijudkanya.  Buku karya Susanto, S,Pd. adalah salah satu buku yang patut untuk dijadikan bahan resferensi bacaan ringan, cerita didalamnya mengalir indah tidak dibuat-buat. Meskipun penjabaranya belum detail, akan tetapi sudah berhasil membawa pembaca pada gambaran hidup di daerah pedesaan terpencil.  Apabila dibaca satu kali duduk selesai, maka pembaca akan ikut merasakan betapa inda

Luqothoh bagian 2

sumber foto dokumen pribadi Oleh: Narsiti Setelah berdialog cukup panjang, anak perempuan saya berujar “aku kan belum tahu, Bu…jadi tidak apa-apa kan?” dengan nada polos dan lucu. “Iya tidak apa-apa, tapi kalau diulang ya namanya, keasyikan” Ia tersenyum lucu. Sejak saat itu bapaknya anak-anak memberi uang saku tambahan. Si sulung sepuuh ribu rupiah anak yang ke dua lima ribu rupiah anak ke tiga dan ke empat belum mendapat jatah uang saku karena masih duduk di bangku taman kanak-kanak dan si bungsu belum bersekolah. Alhamdulillah tidak terdengar lagi cerita nemu uang itu asyik ha ha ha

Tiap Orang Memiliki Masalah

  sumber gambar adalah dokumen pribadi Oleh: Narsiti Malam hari menjelang istirahat malam saya kedatangan tamu. Pada malam menjelang larut itu, ia bercerita benyak hal salah satunya tentang rumah tangga anak perempuanya. Saya dengarkan ia bercerita dengan seksama. Gaya bercerita dan semangat yang dikeluarkan sangat menggebu. Dalam kisahnya, ia bertutur bahwa anak perempuanya tidak memiliki itikad baik untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Manusia itu unik, saat masih kecil memiliki keinginan untuk menjadi besar, saat sudah besar memiliki keinginan untuk menjadi dewasa, saat sudah dewasa dan masih belum memiliki pasangan hidup memiliki keinginan untuk memiliki pendamping hidup. Setelah berumah tangga merasa belum lengkap dengan belum hadirnya si buah hati, saat buah hati sudah hadir mulai merasa kok repot ya, dan setumpuk masalah yang lain. Setiap rumah tangga pasti akan memiliki masalah masing-masing. Prioritas adalah pada apakah masalah itu menyangkut aqidah atau bukan, kalau